Rabu, 31 Desember 2008

Welcome to Tamansari Puri Bali


Alhamdulillah tanggal 25 Desember kemaren akhirnya kami pindahan juga ke rumah kami tercinta di Tamansari Puri Bali. Berangkat dari kukusan jam 12.30 siang, Alhamdulillah cuaca sangat mendukung, tidak panas dan tidak hujan. Mama tidak tahu persis proses kepindahannya coz sudah diungsikan terlebih dahulu bersama El ke rumah Oma. Pengennya sih ikut serta beres-beresnya, ternyata si El ngrecokin terus sehingga membuat kami yang udah stress menjadi tambah stress, so diputuskan El harus segera diungsikan, dan mama yang harus menemani, ada enaknya juga sih, mama jadi engga cape. So jadinya yang beres-beres papa dan kedua assistant kami, mbak Ani n mbak Ning. Prosesi pindahan cukup membuat kami stress karena ternyata banyak juga barang-barang yang harus kami bereskan. Mama sih tidak terlalu kaget dengan urusan pindah2an coz semasa masih gadis udah terbiasa dengan pindah2an kos. Justru papa yang lumayan stress dan terkaget-kaget. Tapi Alhamdulillah semuanya dapat berjalan dengan lancar.

Hari Jumatnya 26 Desember, setelah penataan barang2 di rumah baru sudah beres, mama dan el baru bergabung di Puri Bali. Masih lumayan berantakan, mama jadi gatel pengen ikutan beres2 juga, tapi bingung mau mulai dari mana, coz so many things to do, akhirnya mama fokuskan untuk membenahi pernak-pernik dapur. Alhamdulillah sore harinya rumah sudah lumayan rapi, so malem hari bisa santai2 sambil memandangi rumah,hehehehe. Serasa ada suasana baru dalam keluarga kami, mama jadi semangat lagi untuk memulai segala sesuatunya dari awal, dan melanjutkannya dengan hal-hal yang baik di rumah ini. Mama pengen selalu menjaga kerapihan dan kebersihan rumah, secara selama ini mama masih suka berantakan,hehhehehe, trus mama ingin bisa menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarga kami coz selama ini kayaknya masih kurang baik, mama juga pengen rumah ini bisa menjadi penyejuk bagi keluarga kami, menjadi surga dunia kami.

Well. semoga moment “rumah baru” dan “tahun baru” yang sebentar lagi akan tiba dapat membawa perubahan yang lebih baik dalam segala hal untuk keluarga kami.Ya Alloh, semoga engkau jadikan rumah kami ini sumber kebahagiaan keluarga kami, tempat kami berkumpul, tempat kami berlindung, tempat kami mendidik anak-anak kami. Semoga engkau senantiasa memberikan keridhoan, keberkahan, dan bimbingan bagi keluarga kami, amien.


WELCOME TO TAMANSARI PURI BALI

AND

“TO ALL MY DEAREST FRIEND, HAPPY NEW YEAR, WISH YOU ALL THE BEST IN THE COMING YEAR”

Senin, 22 Desember 2008

My Beloved Rent House


Ini adalah rumah kontrakan kami di daerah Kukusan Beji Depok. Rumah ini adalah saksi dimulainya kehidupan rumah tangga kami. Kami menempatinya tepat seminggu setelah kami menikah. Rumah berukuran 6 x 6 m ini terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 dapur mini, dan 1 kamar mandi. Pada awal survey, yang terbersit dalam benak kami adalah “sempit banget ya, betah ga ya tinggal di sini” dan keraguan-keraguan lainnya, tapi kami sungkan untuk menolak tinggal di rumah ini karena opa udah capek-capek mencarikan rumah ini untuk kami.

Dan, hari demi hari kami lalui di rumah ini. Ternyata, rumah ini begitu nyaman dan damai. Rumah yang sempit ini terasa begitu lapang, rumah yang sederhana ini terasa begitu indah. Dan satu demi satu kenangan tercipta dalam kehangatan rumah mungil ini. 2,5 tahun sudah kami tinggal di rumah ini, rasanya masih enggan untuk berpisah, tapi tinggal hitungan hari akan kami lalui di rumah ini. Tanggal 25 Desember besok adalah hari terakhir kami tinggal di sini. Dengan berat hati, we have to say “Goodbye my sweet home, my beloved rent house, Thanks for having a nice day with you”. Semoga kebahagiaan dan kedamaian yang sama akan kami temukan di rumah baru kami di Puri Bali, Amien.

Selasa, 18 November 2008

Papa's Birthday and the story of him


Today is Papa Birthday. 30++ tahun yang lalu beliau dilahirkan di sebuah kelurahan di kecamatan Beji Depok, yang sekarang udah jadi kampus UI tercinta. Konon, Ray kecil tumbuh sebagai anak dan cucu kesayangan keluarga Kasawilaga (maklum, anak dan cucu pertama), sering jadi rebutan kakek dan neneknya,hehehehe. Look at the picture, lucu banget khan, rambut hitamnya khas banget dari kecil sampai sekarang. Konon kabarnya lagi, sampai TK ray kecil masih suka ngeces (duh, cakep2 suka ngeces ya mas,hehehehe).

Baby Ray, montok pisan euy

yang pake topi mirip El ya


Ray kecil lalu tumbuh menjadi ray anak-anak (anak SD, anak SMP, anak SMA,hehehe), menjadi sosok yang nice boy, tampang di fotonya kayaknya bukan type anak bandel neh.
Then, dia tumbuh lagi menjadi sosok pemuda tanggung, yang penampakannya kayak gini neh...

gaya coverboy tahun 80-an

Konon kabarnya lagi, pas jaman-jaman SMA dia termasuk pemuda yang suka tawuran, sukanya nongkrong, engga mau belajar (ih, padahal engga ada tampang tuh mas, kayaknya alim2 aja). Tapi seiring dengan bertambahnya umur, dia kemudian menjadi sosok pria dewasa yang bertanggung jawab, pekerja keras, penyabar, dan mengayomi adik-adiknya (terbukti kok sampai sekarang beliau adalah sosok yang super duper sabar, baik hati, dan penyayang).

Ray dewasa (masih kurus ya)

Di usianya yang sudah cukup umur, dia berusaha menjajaki beberapa wanita. Setelah gagal dengan beberapa wanita (yang menurutnya cantik-cantik) akhirnya ketemu dengan pacar terakhirnya, yang kini menjadi istri tercintanya (hehehehe)


Ray & Etty (sewaktu masih pacaran)


Hingga akhirnya dia melepas masa lajangnya pada tanggal 2 September 2006

Dan kini, dia telah menjadi Papa dari seorang anak yaitu El Fatta


Ga berasa ya pa, tahun demi tahun telah berlalu. Ray kecil kini telah menjadi sosok Suami dan Papa bagi keluarga kami. Papa yang baik hati, penyabar, penyayang, dan bertanggung jawab. Papa yang selalu tersenyum dengan ramah dan tidak pernah marah. Terimakasih papa atas semua pengorbanan yang engkau berikan untuk kami. "SELAMAT ULANG TAHUN PAPA", Semoga kebahagiaan, kesuksesan, dan limpahan rezeki selalu mengiringi perjalanan hidup papa bersama kami. Kami akan selalu berbakti Untukmu pa.

We love papa forever




Mama & El Fatta




Kamis, 23 Oktober 2008

Surat Untuk Leha



To : Siti Zulaikha (Leha)


Leha, ga berasa ya sudah 2 tahun kamu menemani keluarga kami di rumah yang sederhana ini. Susah senang kita rasakan bersama. Kamu adalah saksi dimulainya perjalanan rumah tangga kami.

2 tahun yang lalu kamu datang pada saat aku tengah mengandung El Fatta 1 bulan. Alhamdulillah sejak ada kamu, semua kerjaan rumah beres, pulang kantor aku bisa langsung tidur dengan tenang dan kamu sudah bisa leluasa bersantai santai nonton TV atau tidur-tiduran. Aku tahu di awal-awal kamu kerja di tempatku kamu merasa kesepian karena kamu belum kenal dengan tetangga sebelah, kalaupun diajak ngerumpi dengan tetangga (Bu Sarmili, Mbak Erni, Mama Aji, Mimi Sum) kamu masih enggan karena masih canggung dengan tetangga-tetangga baru kita itu, akupun juga merasakan hal yang sama, dan kita lebih memilih untuk berdiam diri di kamar masing-masing sambil nonton TV atau baca-baca buku. Rutinitas sehari-hari yang tidak bervariasi (nyuci, beres-beres rumah, masak, setrika, tidur, nonton TV) ternyata membuatmu bosan dan merasa kurang tantangan.

Dan ternyata situasi itu berubah sejak kehadiran seorang bocah mungil di tengah-tengah keluarga kami pada Juni 2007 yang lalu. Yah, sejak kehadiran El Fatta tentu saja ritme kerjamu berubah 180 derajad, dan kamupun sempat terkaget – kaget dengan load kerja yang bertambah, demikian juga aku. Masih teringat bagaimana stressnya kita dengan tambahan cucian popok dan bedong yang menggunung, dan tambah stress lagi pas cucian belum kering karena hujan, sementara stock popok dan bedong sudah menipis, padahal El terus menerus pipis. Apalagi setelah El ditinggal Utinya pulang ke Jawa, mau engga mau kita berdua harus belajar dan bekerjasama untuk mengurus el mulai dari memandikan, mengganti popok, menyediakan susu, dan menenangkannya pada saat dia terbangun dan menangis. Dan pengabdianmu yang sesungguhnya dimulai setelah aku kembali bekerja. Kami mempercayakanmu 100% untuk menjaga dan mengurus El Fatta selama kami bekerja, tapi tidak jarang malam-malam terpaksa kami membangunkanmu untuk menenangkan El fatta yang tidak berhenti menangis. Perjuangan paling berat adalah pada saat menghadapi El fatta sakit. Mau ga mau kita mengorbankan waktu tidur kita dan bergantian untuk menggendong El Fatta. Dan kelihaianmu sudah teruji dengan semua tindakan penyelamatan yang telah kamu lakukan pada saat-saat menghadapi El Fatta yang sedang kritis. Masih banyak pengorbanan yang tidak dapat aku deskripsikan dalam tulisan ini, karena begitu banyak hal telah terjadi dalam 2 tahun ini, dan kamu sebaga pemain utamanya.

2 tahun telah berlalu, dan kini El fatta sudah 16 bulan
Mungkin kamu sudah mempertimbangkan banyak hal, hingga akhirnya kamu memutuskan untuk meninggalkan kami dan El Fatta. Mungkin kamu sudah jenuh ya dengan rutinitas kerja di tempat kami, atau kamu terlalu lelah dengan pekerjaan yang kami berikan apalagi setelah Mbak Nur tidak lagi menjadi partner kerjamu. Atau mungkin banyak kesalahan yang telah kami perbuat hingga kamu tidak tahan lagi tinggal bersama kami. Yang pasti kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi pemberi kerja yang baik. Kami berusaha sebisa mungkin menahan diri untuk tidak memarahimu jika ada hal-hal yang tidak berkenan, kami cukup menegurmu dengan cara yang sopan. Kami juga berusaha memberikan kebebasan yang bertanggung jawab, dan juga kami berusaha untuk memberikan imbal jasa (gaji) diatas rata-rata walaupun menurut kami imbal jasa yang kami berikan masih kurang, semua semata-mata untuk menghargai semua pengabdian dan pengorbananmu. Atau mungkin kamu ingin mendapatkan kesempatan yang lebih baik di luar sana. Apapun alasannya, itu semua adalah hak kamu dan tidak seorangpun berhak untuk menahan hak seseorang.

Rasanya keputusan ini begitu cepat..
Masih banyak hal yang belum kami berikan untuk membalas jasa-jasa kamu. Maafkan kami belum dapat memenuhi janji – janji yang pernah kami sampaikan untuk dapat membantumu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau sekedar mengikuti kursus menjahit seperti yang kamu inginkan. Kami juga belum sempat mengajakmu jalan-jalan ke Bali atau ke Bandung seperti yang aku angankan, karena El Fatta masih terlalu kecil untuk diajak bepergian jauh. Demikian juga dengan angan-angan untuk membuat usaha bersama dan juga membiayaimu jika kamu menikah kelak. Mungkin waktu memang belum mengizinkan untuk dapat merealisasikan itu semua.

2 tahun telah berlalu..., dan banyak kesalahan yang telah kami perbuat.
Maafkan kami atas semua kata-kata dan perbuatan yang tidak berkenan. Mungkin kami belum berhasil menjadi panutan yang baik.


2 tahun telah berlalu....., dan banyak manfaat yang telah kamu berikan.
Terima kasih atas semua pengabdian dan pengorbananmu, ketulusan dan keikhlasanmu. Tidak cukup kami membalasnya dengan lembaran uang. Semoga Alloh membalasmu dengan lebih banyak kebaikan.

Masa depanmu masih panjang
Semoga dapat kamu manfaatkan dengan hal-hal yang berguna
Selamat menjalani kehidupan baru di tempat yang baru.....
Semoga persaudaraan tetap terjaga selamanya.
Dan kami akan selalu mengenangmu

Berikut kata-kata terakhir yang biasa aku sampaikan ke temen-temenku yang keluar dari kantor

Friend, days go on like a flow…
It’s time for another flow,
Maybe I can’t see you when I want to

God has determined our own destiny
It’s time for you to meet yours
Wish you luck in your new career and society
May our friendship will flow forever…

Thanks for your kindness……and sorry for my mistake.


Salam dari kami sekeluarga,



Ray, Etty, El Fatta & Dodo
This letter was sent in her last working day

Kamis, 16 Oktober 2008

Ayo....Semangat Lagi!!!


Berada di area “comfort zone” memang berbahaya. Dalam 2 tahun terakhir ini sepertinya aku terjebak di area tersebut. Area comfort zone yang aku maksud adalah rutinitas pekerjaan sehari-hari di kantor. Kenapa Comfort Zone? Karena saat ini aku merasa nyaman untuk terus melakukan rutinitas ini sepanjang waktu, day by day, dan enggan untuk move ke rutinitas lainnya. Kenapa merasa nyaman? Karena menurutku kerjaanku sekarang ga ngoyo2 amat. Masih bisa pulang tenggo, ga sampai bawa kerjaan ke rumah and ga juga kepikiran tentang pekerjan kantor sewaktu di rumah. Pokoknya ideal deh untuk seorang ibu bersuami dan beranak satu seperti diriku.

Trus, kenapa berbahaya?
Off course, karena dengan kondisi tersebut aku ngerasa pengen begini-begini aja terus, Aku malas berubah!!!!. Thats the critical problem. Impactnya adalah tidak adanya keinginan untuk berubah dan tidak ada keinginan untuk maju. So, impactnya lagi, aku jadi males ikutan training, males update my knowledge and males improve my skill.Pokoknya effect berantai judulnya.

Kenapa bisa begini?
Setelah melakukan evaluasi diri, ternyata problemnya adalah karena tidak adanya tujuan yang jelas ke mana aku ingin membawa arah hidupku. Ternyata hidup tanpa tujuan membuat kita terombang ambing. Klo jaman SD dulu aku semangat belajar karena aku ingin masuk ke SMP favorit, so NEM ku harus tinggi, demikian juga pas SMP, SMA dan kuliah, jadi mapping arahnya udah jelas. Dan kesimpulannya, dengan tujuan yang jelas, Alhamdulillah aku bisa mencapai tujuan-tujuan tersebut, aku bisa sekolah di SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi favorit. Mengapa? Karena setiap kita memiliki suatu tujuan pasti akan diikuti oleh serangkain usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Peribahasa “Siapa yang Menanam pasti Akan Menuai” memang benar adanya. Apa yang sudah aku dapatkan saat ini adalah hasil serentetan kerja kerasku dari kecil dulu. Demikian juga dengan apa yang aku kerjakan saat ini, baik buruknya pasti ada hasil maupun impactnya di masa yang akan datang.

Kenapa sekarang tidak punya tujuan?
Tujuan pasti ada, cuma arahnya yang masih belum jelas. Saat ini posisinya sedang berada di persimpangan. Mungkin perubahan status dari “yang hanya memikirkan diri sendiri” menjadi “harus memikirkan suami dan anak juga” menjadi pertimbangan yang mempengaruhi kebimbangan dalam menentukan arah hidup.

What’s Next?
Semangat......Semangat....Semangat!!!!
Gw harus setting target lagi. Klo sekarang sudah terlanjur “basah” di Industri Perbankan, So gw harus fokus dengan bidang tersebut, tidak sekedar mengetahui kulit-kulitnya saja tapi harus menguasai semua hal tentang Banking. Kepikiran pengen bikin blog tersendiri tentang Banking Tutorial biar ada tuntutan untuk refresh my knowledge about banking dengan nulis everything tentang ilmunya perbankan. Trus, gw harus memfokuskan spesialisasi gw ke mana. Honestly udah rada-rada boring neh di audit. Maybe ke depan pengen nyebrang ke compliance or risk management. So gw harus memperdalam rencana spesialisasi gw itu. Klo mau ke compliance ya harus menguasai abis PBI and SE BI. Klo mau ke Risk Management siap-siap aja memperdalam Basel II. Besides perbankan, sebenarnya masih belum rela meninggalkan debet creditnya accounting. Trus gimana ya menyalurkannya secara sehari-hari gw di audit sama sekali tidak berhubungan dengan jurnal-jurnal accounting. Kepikiran sih jadi volunteer or side job kecil-kecilan, bantuin usaha kecil (SME) yang belum memiliki sistem pembukuan. Semoga ada yang mau daftar jadi klien gw, hehehehe. So, sekarang sedang penasaran mempelajari software akuntansi untuk SME. Trus? sepertinya harus sekolah lagi, but the constraint is time, and of course the money,hehehehe. So, untuk yang satu ini harus tetep jadi nominasi, tapi prioritas berikutnya, menunggu segala sesuatunya sudah longgar.

So.....?
Masih banyak hal yang bisa dilakukan selagi relatif masih muda J
Dunia kerja adalah awal dari sebuah proses belajar yang sesungguhnya
Perbedaannya, proses belajar ini tidak terlembagakan secara formal
Jadi butuh kesadaran pribadi untuk terus melakukan proses pembelajaran secara kontinyu
Masih banyak hal yang harus digali dan dipelajari dalam realitas kehidupan ini

So, i want to remind myself....
Jangan pernah berhenti belajar dan berusaha
Walau hanya sedetikpun
Karena “apa yang kita lakukan saat ini akan menentukan kualitas hidup kita di masa yang akan datang”

Ayo.......Semangat Lagi!!!

Minggu, 14 September 2008

Almost Finished

Update perkembangan pembangunan rumah di Puri Bali, Alhamdulillah sudah hampir jadi. Rencananya tanggal 13 September kemaren akan dilakukan serah terima kunci, tapi ternyata masih ada beberapa yang belum rapi, jadi serah terima kunci ditunda dulu sampai mungkin habis lebaran.

Overall rumah sudah jadi 100%. Visit terakhir tanggal 13 kemaren kondisinya tinggal membenahi hal-hal yang menurut Quality Controlnya belum Ok. Jadi sebenarnya sudah layak huni, tapi rumah masih berantakan coz masih ada tukang yang sedang merapikan.



Masih berantakan

Kondisi Jalan udah Ok


Tetangga kiri kanan rumah malah sudah serah terima kunci duluan. Yang satu sudah dihuni, satunya sedang renovasi untuk penambahan lantai 2.

Rumah tetangga sebelah yang sudah dihuni


Taman di Banjar tabanan juga sudah sangat rapi. Suara kicauan burung menambah suasana menjadi damai. El seneng banget maen di Bale-balenya. Sepertinya anakku ini bakalan betah maen di rumah barunya.


Taman di Banjar Tabanan


Leyeh-leyeh di Bale-Bale


Gapura Banjar Tabanan

Kondisi keseluruhan di Banjar Tabanan sudah mulai ramai. Tampak beberapa keluarga yang sudah menghuni, kemungkinan habis lebaran bakalan banyak yang pindahan. Kami sekeluarga rencana mau pindahan Januari Tahun depan. Sudah tidak sabar rasanya pengen segera menikmati keindahan suasana di Puri Bali.

Jalan - Jalan ke Bogor


Hari Kamis, tanggal 28 Agustus kemaren, sekeluarga menyempatkan jalan-jalan ke Bogor sebelum masuk bulan Ramadhan. Sebenere acara jalan-jalan ini dilatarbelakangi oleh “janji” Oma untuk ngajak El naik kereta klo El udah bisa jalan. So, untuk memenuhi keinginan Oma tersebut, akhirnya diputuskan untuk ngajak El jalan ke Bogor naik kereta. Sengaja ngambil hari kerja supaya tidak terlalu ramai di kereta dan di tempat wisatanya. Rombongan yang ikut adalah Mama, Papa, El, Leha, Oma, Opa, Tante Achie, Sakti, trus mau janji ketemuan sama Tante Bumi sekeluarga di Bogor.

Berangkat dari Depok naik kereta jam 08.35. Selama nunggu kereta datang, El Fatta kegirangan ngeliat kereta yang lalu lalang. Apalagi setelah naik keretanya, tampangnya terbengong-bengong, kayak orang baru naik kereta aja, hehehehe emang baru naik kereta mam. Sebenere di kereta tuh bocah udah ngantuk berat, tapi dia ga rela melewatkan perjalanan di kereta, jadinya bimbang antara pengen bobo sama pengen ngerasain naik kereta.





Sampai di bogor, langsung menuju ke Taman Topi, sengaja nyari tempat terdekat dari Stasiun biar ga ribet mobilitasnya. Sampai di Taman Topi masih sepi, secara hari kerja dan masih pagi, tapi memang itu suasana yang kami cari.



El Fatta seneng banget ngeliat banyak permainan di situ. Mama umbar aja dia, trus dia langsung ngacir nyamperin permainan-permainan yang ada. Paling seneng naik kereta Thomas, sampai ga mau turun, mama juga betah bolak-balik naik kereta Thomas. So, papa jadi bolak-balik ke loket buat nambah tiketnya. Semua permainan kita cobain, dan baru kelar jam 12 siang. Udah sempet makan siang juga, oma siapin bekel dari rumah demi cucu tercinta, berasa tamasya keluarga banget ya,hehehehe.







Then, dari Taman Topi nyari oleh-oleh dulu yang khas Bogor such as asinan, talas, buat dibagiin ke tetangga. Trus kita ke stasiun nyari kereta ke Depok, Alhamdulillah langsung ada. So kita bisa pulang on time, sesuai rencana. Di kereta udah kecapean, dan semua ketiduran, Alhamdulillah ga kelewat pas turun. Sampai di rumah jam 1an siang.

Jalan-jalan kali ini walaupun simple, tapi sangat menyenangkan. Sepertinya El harus sering-sering diajak jalan biar dia tidak asing dengan dunia luar.

Minggu, 24 Agustus 2008

Sunday Morning

Every sunday morning neh, agendanya ngajak El maen bola di lapangan bola kukusan. Papanya pengen ntar El bisa join klub bola junior. So, dari sekarang diperkenalkan dengan situasi lapangan bolanya aja dulu, kebetulan tiap minggu pagi ada latihan klub bola junior kukusan di lapangan tersebut.El ngacir di lapangan

Klo udh capek gendong papa

Then, agenda abis maen bola adalah menghirup udara segar di Kampus UI tercinta. Tempat nongkrongnya klo ga di Danau Masjid UI, Danau Asrama, Danau deket FE. Kebetulan kemaren singgahnya di danau deket FE, sekalian mama pengen memandangi gedung FE and mengenang masa-masa kuliah di gedung A dulu. Hmmmm, kangen juga dengan masa itu...Ga berasa sudah 9 tahun sejak mama pertama kali menginjakkan kaki sebagai Mahasiswa Baru di FE. Ya sudlah, itu masa lalu.

Leyeh-leyeh di rumput
Makan rumput juga

Papa bengong menikmati suasana
Si El udah kecapean, minta pangku, nyusu n meluk si dodo

Next weekend, penasaran pengen ngeliatin Jembatan Teksas (Teknik - Sastra) yang menghubungkan Fakultas Teknik and Sastra.






Selasa, 22 Juli 2008

Fimosis dan Operasi Sirkumsisi (Khitan)

Dua minggu yang lalu El Fatta panas lagi selama 4 hari berturut-turut. Yang bikin trauma, panasnya mencapai 41,5o C. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, diketahui penyimpangan jumlah leukosit sebesar 14.200/ul, dari jumlah normalnya berkisar antara 4.500 – 11.000/ul. Jumlah leukosit yang diatas ambang batas normal menunjukkan adanya virus atau infeksi dalam tubuh. Berdasarkan diagnosa DSA nya di Hermina Depok, kemungkinan disebabkan oleh infeksi saluran kencing karena fimosis dan balanitis. Fimosis adalah keadaan dimana kulit “titit” (preputium) melekat pada bagian kepala “titit” (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak kesulitan dan kesakitan saat kencing. Sementara balanitis adalah kondisi terjadinya infeksi pada ujung “titit”. Infeksi terjadi karena preputium yang melekat pada glans menyebabkan cairan smegma (cairan putih kental) yang biasanya mengumpul diantara kulit kulup dan kepala “titit” akan tertimbun di tempat itu, sehingga mudah sekali terjadi infeksi. Menurut dokter, jika fimosis dibiarkan maka kotoran-kotoran yang tertinggal di ujung “titit” akan sering menimbulkan infeksi, akibatnya anak menjadi sering panas dan nafsu makannya akan turun. DSA nya menyarankan agar dilakukan khitan/sunat/sirkumsisi sebagai jalan keluar atas kondisi fimosis dan balanitis tersebut. Maka dibuatkanlah rujukan kepada dokter spesialis bedah anak di RS yang sama untuk konsultasi lebih lanjut. Jujur saja, kami sekeluarga tidak tega jika El Fatta dikhitan pada usianya yang masih 13 bulan. Terbayang bagaimana penderitaannya harus menahan sakit pasca operasi. Tetapi dengan pertimbangan demi kebaikan El, maka mau ga mau, tega ga tega, kami niatkan El untuk dikhitan.

Akhirnya, pada 16 Juli 2008 kemaren, kami putuskan untuk berkonsultasi dengan dokter bedah anak di RSIA Hermina Depok. Berdasarkan observasi dokter, kondisi fimosis memang terjadi pada El Fatta. Solusinya adalah dikhitan. Ada cara lain selain dikhitan yaitu dilatasi (pelebaran), namun potensi fimosis bisa terjadi lagi. Jadi keluarga memutuskan untuk dikhitan aja sekalian. Selanjutnya kami membuat janji dengan dokter untuk pelaksanaan operasi sirkumsisi (khitan) pada tanggal 18 Juli 2008 jam 17.30. Selanjutnya kami memesan kamar dan pengambilan darah el untuk pemeriksaan laboratorium sebagai bagian dari prosedur pra operasi sirkumsisi.

Keesokan harinya (17/7) kami mengambil hasil laboratorium dan menyerahkannya ke dokter anestasi. Menurut dokter anestasi, hasil laboratorium El baik-baik saja untuk dilakukan bius total pada saat operasi sirkumsisi. Selanjutnya, dokter anestasi menjelaskan kelebihan, kekurangan, dan risiko dari bius total. Mama sempet menanyakan juga mengenai alergi obat bius yang pernah mama baca di internet yang menyebabkan seorang anak meninggal karena bius total pada saat operasi sirkumsisi. Kata dokter, kemungkinan tersebut sangat kecil. Selanjutnya, dokter mengharuskan El untuk puasa 4 jam sebelum operasi untuk menghindari terjadinya muntah yang masuk dapat masuk ke saluran pernafasan sehingga dapat menyebabkan gangguan respirasi pada saat pembiusan.

Akhirnya, hari yang mendebarkan tiba. Hari Jum’at tanggal 19 Juli kami bersiap-siap untuk mengantar El ke Hermina. Tambah siang mama tambah deg-degan aja. Dari jam setengah 12 siang El udah berhenti makan makanan padat, termasuk susu. Tapi masih boleh minum air putih sampai jam setengah 3. Jam 2 siang, kami sekeluarga (mama, papa, opa, akung, uti, leha) nganter El ke Hermina. Setelah lapor ke bagian pendaftaran, kami dianter ke bagian bedah untuk mengisi form persetujuan operasi selanjutnya ke bagian keperawatan ngambil kunci kamar. Sambil nunggu jam setengah 6 sore, kami istirahat dulu di kamar, santai-santai dulu untuk menghilangkan stress. Tapi Elnya ga mau diem, maunya jalan-jalan.

Istirahat dulu di kamar


Menjelang jam 4 sore El sudah mulai kelapern dan kehausan. Pas ngeliat orang makan di ruang tunggu, tangain pengen ngeraih tuh makanan, trus ada anak kecil yang lagi nyusu botol, lagi-lagi si El ngeliatin dan tangannya pengen ngeraih botol susunya. Prihatin banget ngeliat El yang lagi puasa. Alhasil dia rewel selama jam-jam penantian sebelum operasi. Menjelang jam 5 sore, El Fatta disuruh ganti baju bedah, lucu banget, jadi kayak casper cause bajunya kegedean. Rencananya mau diinfus untuk memasukkan obat biusnya. Alhamdulillah ga jadi lewat infus karena obat biusnya dilakukan melalui semacam penguapan.


Pake Baju bedah
Sambil menunggu El dipanggil, kami bergantian membujuk El agar ga rewel karena dah kelaperan dan kehausan. Sampai akhirnya jam 17.50, El dipanggil untuk masuk kemar operasi. El ditemanin papa masuk ke mar operasi, kami sekeluarga menunggu di luar. Papa menemani El sampai tahap pembiusan saja. Pada saat pembedahan, keluarga tidak diijinkan masuk ke kamar operasi.
Sambil menunggu El operasi, kebetulan saat adzan maghrib, jadi sekalian sholat maghrib dan berdo’a untuk kelncaran proses operasi El. Setelah sekitar 20 menit-an berada di kamar operasi, akhirnya keluarga dipanggil untuk menemui El. Alhamdulillah pada saat kami menemui El, dia sudah sadar tapi belum sadar penuh. Dia sedang menagis kesakitan, tapi matanya masih merem. Mama sempet ciut juga pas ngeliat hasil operasinya, tititnya masih berdarah-darah, rasanya ngilu banget ngeliatnya. Berhubung sudah boleh diberi minum, mama langsung mwmbuatkan susu. Badannya masih berontak, jadi dia tiduran sambil dipegangin. Untuk menenangkan dia, mama gendong El, nangisnya berhenti sejenak. Ternyata setelah mama gendong dia langsung BAB dan kencing juga meluncur membasahi tembok ruang pemulihan,hehehe. Setelah BAB dan kencing, nangisnya masih meronta-ronta. Akhirnya mama bawa jalan ke depan ruang pemulihan , sambil dikipas-kipas “titit”nya sama Uti. Di situ dia mulai tenang, sepertinya dia trauma melihat suster dan ruang pemulihan. Setelah mengais selama +/- 30 menit, akhirnya dia kecapean dan ketiduran. Alhamdulillah, paling ga, dengan tidur dia tidak merasakan sakit. Setelah itu kami diijinkan untuk pindah ke kamar rawat inap.

Di kamar, mama gendong El terus. mama coba tidurin dia di bed tapi dia langsung berasa dan nangis. So, semaleman mama pangkuin El. Untungnya mama bisa sambil nonton Final Mamamia di Indosiar dan Indonesian Idol, jadi ga berasa menghabiskan waktu sambil memangku si El. Alhamdulillah semaleman El tidak terlalu rewel, sesekali terbangun dan menangis, tetapi setelah ditimang-timang dan dikipas-kipas lukanya dia tertidur lagi. Malam itu kami sekeluarga nginep di kamar RS nemenin El.

Keesekon harinya dia sudah bisa ketawa, seperti tidak sedang merasakan sakit. Paling kesakitan pas dibersiin lukanya sama suster.Setelah itu ketawa-ketawa lagi. Alhamdulillah pas disuapin udah mau makan, tapi agak repot tiap kali mau diminumin obat. Parahnya, dia udah ga betah digendong, maunya turun minta jalan, tapi dilarang sama suster darah di lukanya keluar lagi. So, musti rajin-rajin bujukin dia biar ga minta jalan.
Jam 5 sore, setelah membereskan semua urusan administrasi, kami pulang. Sampai di rumah, El kegirangan banget, kayaknya udah kangen berat sama rumah, dan yang pasti udah kangen sama aktivitas di rumah yaitu ‘jalan-jalan keliling kebon’. Badannya berontak tiap digendong, maunya turun minta jalan. Berhubung udah ga bisa dibujuk, terpaksa kami turunkan. Setelah kakinya nyentuh tanah langsung tuh anak tanpa ngerasain sakit. Karena takut lukanya kena debu, dan berhubung ga bis pakai celana dan kain sarung, so sementara El Fatta berubah kayak cewe coz pake roknya kak Bila, temen maen El. Gpp lah untuk sementara berubah kayak cewe, asal ga keterusan,hehehe.
Pake Roknya Kak Bila,hehehe
Alhamdulillah sampai kontrol hari Senin kemaren (21/7) kata dokter semua baik-baik saja, sudah mulai kering dan boleh dimandikan pas hari Rabu/Kamisnya.

Semua kekhawatiran Alhamdulillah sudah terlewati dengan selamat. Alhamdulillah semua ketakutan yang berlebihan ternyata tidak terjadi. Semuanya baik-baik saja, semuanya bisa dijalani dan duhadapi. Yang penting semua kita pasrahkan dan berdo’a yang terbaik memohon kepada Alloh SWT.

Apabila ada pembaca yang mengalami kasus yang sama dengan El Fatta, semoga pengalaman kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam mengambil keputusan. Pada prinsipnya kita ingin yang terbaik untuk anak-anak kita. Semoga mereka bisa tumbuh dengan sehat dan bahagia.

Rabu, 11 Juni 2008

Week End

Week end tanggal 7-8 kemaren agendanya adalah merayakan Ultah El Fatta. Sebenarnya engga ngadain acara apa-apa, sekedar bagi-bagi kue ke tetangga n makan-makan bareng keluarga.

El Fatta Berbagi


Berhubung El baru 1 tahun, dia pasti belum ngerti apa itu “Ulang Tahun”. So, mama papa sengaja engga ngadain acara yang formal untuk merayakan ulang tahunnya. Jadi kita ngadain syukuran aja dengan bagi-bagi kue ke tetangga kiri kanan. Yang bagiin El Fatta langsung lho, so Alhamdulillah bisa diterima dengan baik sama tetangga, sekalian dapet banyak do’a dari mereka untuk El Fatta.

Sebagai tanda terima kasih El Fatta pada Mbak Leha n Mbak Nur yang udah nemenin El selama ini, El berbagi voucher belanja buat si mbak. Semoga Mbak Leha n Mbak Nur tambah betah n sayang sama El.

Jalan-Jalan ke Margo City


Abis El Fatta berbagi, siangnya kita jalan ke Margo City, mau traktir makan Leha n mbak Nur. Pilihannya makan di Solaria, pilihan menunya standard aja. Klo mama sih emang lagi ngidam mie gorengnya. Ternyata rasanya tidak seenak yang biasa mama beli di solaria Oil Centre Thamrin. El Fatta ikut makan menu solaria juga, si El memesan sup ayam tapi nasinya bawa dari rumah, secara dia masih harus makan nasi lembek,hehehehe.


Lucu juga kelakuan si El di Margo. Mintanya naik turun eskalator, trus pas di lantai dasar kayaknya dia terheran-heran melihat langit-langit gedung yang tinggi, kali dia pikir “kok ga ada cicaknya ya di sini”, secara dia paling demen ngeliat cicak di langit-langit rumah.

Abis makan dari solaria, mama papa ngajakin El ke area permainan yang di depan Giant. Tuh bocah ga ada takutnya nyobain semua permainan. Mama papa jadi kegelian sendiri ngeliat tampangnya yang serius banget nyobain permainannya. Mama papa mesti sering-sering neh ngajakin El ke tempat permaenan.

Abis puas maen kita langsung menuju ke rumah oma & opa cause udah ditunggu-tunggu titipan JCOnya.

Kado Ultah El


El Fatta dapet kado ultah neh dari om & tante, mbak leha & mbak nur, and of course dari mama & papa. Mama papa ngasih El sepeda roda empat. Alasannya, karena tuh anak selama ini mupeng banget klo ngeliat anak kecil lain yang lagi maen sepeda. Trus, tiap kali maen ke tempat kakak Bila yang diobok-obok pasti sepedanya Kak Bila, engga tertarik sama maenan lainnya. Agak berisiko juga sih beliin sepeda model begitu, secara keseimbangan dia masih labil, takut jatuh dari seped doang. Tapi gpp lah biar ntar rada gedean dikit masih bisa terus kepake. Sengaja engga beliin sepeda plastik yang bisa didorong, secara El fatta tipe bosenan klo naik sesuatu tapi dianya diem aja.

Nengokin Rumah ke Puri Bali


Wiken hari minggunya kita maen ke Puri Bali. Dah sebulan ga nengokin rumah cause kemaren2 sibuk ngurusin El yang sakit. Unfortunately perjalanan ke puri bali rada2 terganggu cause El kambuh ngadatnya. Kayaknya karena ngantuk makanya dia jadi rewel sepanjang jalan. Untungnya nyampe di puri bali udh engga rewel lagi.

Progress rumah udah lumayan, udah terpasang plafond n udah diplamir (klo ga salah istilahnya). Jalanan depan rumah juga dah kelar di paving. Udah banyak rumah di Blok D yang udah pada jadi. Kayaknya blok rumahku yang paling belakang jadinya. Gpp lah telat-telat dikit, secara mau nempatinnya juga baru tahun depan. Semoga ke depannya pembangunan rumah dapat berjalan dengan lancar.

Pulang dari puri bali seperti biasa mampir dulu ke tempat makan di daerah parung, beliin semur jengkol titipan tante & oma, hmmmmmm nyampe rumah oma semur jengkolnya mantap disantap dengan nasi uduk n ayam goreng.

Well, week end kali ini padet banget acaranya. Capek banget, tapi seneng banget bisa ngerayain bareng special momentnya El Fatta. Semoga mama papa bisa selalu membahagiakan El Fatta, demikian juga sebaliknya.

Rabu, 04 Juni 2008

1st Birthday of El Fatta

Happy Birthday El Fatta...
Alhamdulillah, ga berasa setahun sudah hari-hari bersama El Fatta. Suka duka berbaur menjadi sebuah kebahagiaan. Kehadirannya begitu berarti bagi kami sekeluarga.

El Fatta Kasawilaga terlahir setahun yang lalu, hari Selasa tanggal 5 Juni 2007 jam 20.22 di RSIA Hermina Depok. Masih teringat di benak mama gimana perjuangan melahirkan El Fatta, trus gimana hebohnya saat-saat pertama kehadirannya di rumah kami. Yang pasti 2 bulan pertama mama stres berat karena masih terkaget-kaget dengan ritme kehidupan yang baru, cause mama yang biasanya hobi tidur 100 persen harus mengorbankan hobi mama itu. Belum lagi ketidakpedean dan ketidaklihaian mama dalam menggendong, memandikan, memakaikan baju, menyusui membuat mama semakin down.

Tapi Alhamdulillah bulan demi bulan berlalu, El Fatta terus tumbuh menjadi anak yang lucu, pintar, dan menggemaskan, yang bisa jadi maenan buat mama sama papa. Di usianya yang 1 tahun sekarang El udah mulai bisa ngomong, jalan, n banyak bercadanya, pokoknya lagi lucu-lucunya deh.

Untuk El Fatta, selamat mengarungi dunia barumu, semoga menjadi anak yang sehat, selalu ceria dan bahagia, menjadi anak yang cerdas, sholeh dan bisa membahagiakan orang lain. Mama papa akan selalu berdo'a untukmu, akan membesarkanmu dengan tulus dan ikhlas, akan selalu menyayangimu, dan InsyaAllah akan selalu membahagiakanmu.

Happy Birthday El Fatta...
Wish you all the best

Selasa, 20 Mei 2008

Seminggu yang Melelahkan

Jum’at, Sabtu, Minggu
Seminggu terhitung sejak tanggal 9 Mei adalah hari-hari yang melelahkan. Seumur-umur baru ngadepin sekali ini anak panas tinggi dan lama. El fatta tiba-tiba badannya mulai panas pas abis tidur siang tanggal 9 Mei kemaren, trus berlanjut sampai Sabtu, Minggu, Senin. Kami udah nganter dia ke dokter hari Sabtunya tanggal 10. Dokter juga masih menduga-duga penyebab panasnya, kemungkinan karena infeksi saluran kencing, infeksi ruam kulitnya, or nyeri mau tumbuh gigi, ga ketinggalan DBD jadi suspect juga. So, untuk memastikan, dokter menyarankan kami untuk tes darah si El hari Seninnya untuk ngeliat kecenderungan DBD or not. Sepanjang Sabtu dan Minggu, panasnya naik turun, kecenderungan panas pada waktu malam, so tiap malem mama, papa, leha giliran gendongin si El cause tuh bocah ga mau ditaro. Sempet ngeri juga pas ngeliat dia sering gelagepan (kaget) pas waktu tidur. Usaha kami Cuma sebatas ngasih obat turun panas n dipopolin sama mentimun.

Senin
Hari Senin tanggal 12 Mei, mama n leha nganter El tes darah. Hasilnya kurang menggembirakan. Trombosit El 142.000/mm3, di bawah minimum standar normalnya yaitu 150.000/mm3. So, setelah hasil lab diserahkan ke dokter, dokter suggest agar El dirawat inap untuk observasi DBD. Mama sih ga yakin dia DBD, menurutku mungkin kecenderungan anak yang sakit trombositnya akan turun. Tapi demi ketenangan bersama, so mama papa memutuskan El untuk dirawat.

Jam 21.00 setelah nunggu papa pulang kantor, kami rame2 nganterin El ke RSIA Graha Permata Ibu, sengaja milih RS yang deket rumah supaya bisa bolak-balik ke rumah klo ada hal-hal yang dibutuhkan. Jam segitu RS udah lumayan sepi, kami registrasi dulu untuk milih kamar. Kami prefer milih kamar kelas I, unfortunately kelas I abis, pilihannya Cuma tinggal kelas III n VIP, duuh pilihan yang sulit. Klo ngambil kelas III dijamin ga nyaman cause sekamar 5 orang. Gw kebayang klo dia rewel pasti ngeganggu pasien lain. Sempet kepikiran mau ke Hermina aja, tapi dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami mutusin untuk tetep di Graha Permata Ibu aja, dan dengan terpaksa ngambil yang VIP, gpp deh demi kenyamanan bersama. Setelah registrasi kami nganter El kami IGD untuk pasang infus. Duuuh, saat-saat yang mendebarkan, semua orang ga berani ngeliatin El di pasang infusnya, termasuk papa. So, akhirnya mama sama opa yang nemenin El pasang infus. Ga tega rasanya ngeliat El nangis meronta-ronta ketakutan n kesakamin, semoga seumur-umur dia diinfus sekali ini aja. Setelah infus terpasang dan langsung mama gendong akhirnya dia bisa tenang, trus kami langsung nganter El ke kamarnya. Tuh anak dah kecapean nangis kayaknya, mama taruh di tempat tidur langsung tertidur pulas sepanjang malam, sesekali ngigau keingetan pas dipasang infus. Malam ini yang jaga mama sama papa, so leha, nur, n opa bisa pulang.

Selasa
Hari selasa, papa cuti, ikut jagain si El di RS. So, hari itu semua ngumpul. Leha sama mbak nur kayaknya betah tinggal di RS. Kondisi El hari Selasa udah ga panas sama sekali. Trombositnya naik dikit tapi masih dibawah normal. Siangnya mulai timbul ruam merah di wajahnya. Mama makin yakin klo ini bukan DB, apalagi El kondisinya aktif sepanjang hari, klo lagi kebangun pengennya diajak jalan-jalan. So, agak ribet juga ngajak El jalan-jalan sambil nenteng infusnya. Hari itu El banyak yang besuk, temennya papa, sahabat El si Bila n mamanya, trus oma opa sama om pasti.
Malamnya dokter visit, ngeliat ruam-ruam merahnya dugaan mengarah ke campak or rubella, tapi dia masih pengen observasi lebih lanjut. Malam ini yang jaga gantian mama, leha sama nur. Papa tidur sendiri di rumah cause besok papa masuk kerja.

Rabu

El tertidur pules (infus dah dilepas)

Berdo'a untuk El
Kondisi El udah tambah membaik, trombositnya naik jadi 148.000. Alhamdulillah infus udah boleh dilepas. Sebenarnya mama udah pengen ngajakin pulang hari ini. Tapi masih ragu juga cause dokter juga belum ngijinin kami pulang. Secara El udah sehat n bawaannya pengen maen, so setelah infus dilepas, mama umbar aja si El di ruangan. Kayaknya dia baru ngeh klo dia berada di tempat baru. So, jadi norak deh anak gw. Semua-mua yang ada di ruangan pengen dia pegang, dan ekspresi mukanya kegirangan. Yo wislah, mama pikir sekalian liburan buat si El n kita2. Mama sih betah2 aja di RS, tapi budgetnya bo,hehehehe, bisa bengkak neh. Malam ini niatnya yang jaga mama, leha, n nur, ternyata papa pengen gabung juga, hehehe takut kali ya si papa tidur sendirian di rumah.

Nyari makanan di kulkas
Kamis
Kondisi El yang pasti udah sehat banget n ruam-ruam merahnya udah rata sekujur tubuh. Klo memang ini campak, or rubella or temennya berarti udah keluar semua di seluruh badan. Duh tapi BeTe banget cause dokter belum ngijinin kita pulang juga. Alesannya karena trombositnya turun lagi jadi 134.000, takutnya beneran DB. Please deh, menurut gw itu udah jelas klo bukan DB. Mama jadi sewot juga cause kesannya dokter mengulur ngulur waktu, padahal cuma observsi doang, no action anymore. Pertimbngan kami cuma efisiensi, efisiensi waktu dan biaya. Klo dah sehat n bisa pulang khan mama bisa hemat cuti. Akhirnya dengan bantuan opa, kami bilang ke dokter n mutusin untuk keluar hari itu. So, sebagai gantinya, El masih disuruh rawat jalan untuk tes darah lagi. Yo wislah yang penting keluar dulu, bosen juga berlama-lama di RS.

Si mbak pengen foto-foto

Mama juga,hehehehe
Nunggu mau pulang

Maen dulu di bathtube
Jum’at
Mama udah masuk kantor lagi. So, yang nganter El tes darah si leha dijemput sama opa. Niatnya mau ngasih hasil lab ke dokter malam harinya. Tapi berhubung mama pulang kantornya kemaleman, jadi ditunda sampai hari sabtu pagi aja.

Sabtu
Hari sabtunya mama ngambil hasil tes darah sekalian kontrol ke dokternya. Alhamdulillah trombositnya udah diatas normal. Kata dokter udah ga ada masalah. Berdasarkan resume dokter, diagnosa penyakit El adalah morbili.

Alhamdulillah semua udah beres, yang terpenting El udah sehat. Hikmahnya sejak El sakit, mama , papa, leha, nur dan semuanya jadi tambah sayang sama El. Jadi berasa betapa berharganya El Fatta dalam hidup kami. Kami ingin menjaga dan merawat El dengan sebaik-baiknya. Terima Kasih ya Allah telah Engkau Anugerahkan seorang yang sangat istimewa dalam keluarga kami. Semoga Engkau tetap mempercayakan El Fatta kepada kami, Amien.